Powered By Blogger

Sabtu, 26 November 2011

Experimental Research (Pre-experimental, True experimental and Quasi experimental).

Oleh: Hadi Wijaya

 ”Penelitian eksperimen merupakan cara untuk mempelajari sesuatu dengan memvariasikan beberapa kondisi dan mengamati efek pada sesuatu yang lain. Dengan kata lain, kita mengubah sesuatu dan mengamati efek yang terjadi, McMillan dan schumacer, (2001)”
selanjutnya Sugiyono, (2009 ) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen  dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Karakteristik penelitian eksperimen
            Mc Millan dan schumacer (2001) mengidentifikasi enam karakteristik penelitian eksperimen, yaitu:
  1. Memiliki teori hipotesis penelitian , teori ini menjelaskan hubungan sebab akibat dalam sebuah penelitian.  Dengan adanya hipotesis penelitian ini akan memberikan indikasi yang jelas tentang bagaimana temuan itu harus di generalisasi,  hipotesis penelitian juga menjadi pengendali kisaran hasil yang akan dicapai.
  2. .Equivalensi statistik; Mencapai kesetaraan statistik individu dalam kelompok yang dibandingkan, karakteristik kedua ini penting untuk mengesampingkan variabel yang mungkin dapat membatalkan kesimpulan kausal.
  3. Peneliti melakukan intervensi yang terkendali, atau manipulasi langsung dari intervensi, karakteristik ini mungkin merupakan  fitur yang paling khas dan berbeda yang dimilki penelitian eksperimental. Manipulasi, dalam pengertian ini, berarti bahwa peneliti memutuskan dan mengontrol intervensi tertentu, meberikan perlakuan, atau kondisi untuk setiap kelompok mata pelajaran. Variabel independen dimanipulasi dalam nilai, kondisi (tingkat) yang berbeda dari variabel independen yang ditugaskan untuk kelompok dengan eksperimen. Minimal ada dua kelompok atau kondisi yang akan dibandingkan. Tujuan eksperimen adalah membandingkan pengaruh suatu kondisi pada satu kelompok dengan pengaruh kondisi yang berbeda pada kelompok kedua atau membandingkan pengaruh kondisi yang berbeda pada kelompok yang sama. Dengan demikian, setidaknya ada dua kelompok atau kondisi yang diperlukan untuk membuat perbandingan.
  4.  Memerlukan alat ukur dan variabel terikat. Artinya, penelitian eksperimental terkonsentrasi pada sesuatu yang dapat ditentukan dengan angka. Jika hasil eksperimen tidak bisa diukur dan dihitung, maka itu bukanlah penelitian eksperimen.
  5.  Memanfaatkan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk membuat pernyataan tentang probabilitas hasil. Statistik inferensial (sering juga disebut statistik induktif/statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan apabila sampel diambil dari populasi yang  jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini juga disebut statistik probabilitas , karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenaranyya masih bersifat peluang  (probability). Suatu kesimpulan dari data yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran yang dinyatakan dalam prosentase . bila kesalahannya 5% maka taraf kepercayaannya 95%. Peluang kesalahan dan kebenaran itudisebut taraf signifikansi.
  6.  Adanya sebuah kontrol yang ketat terhadap variabel asing.
KEKUATAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Idealnnya suatu desain eksperimental yang baik memilki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
ü  Metode eksperimental  merupakan pendekatan yang terbaik untuk menentukan efek kausal dari intervensi.
ü   memilki potensi tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan (variabel asing atau variabel perancu),
ü  Pemilihan secara acak terhadap subjek yang  memilki sampel yang luas,
ü   metode ini juga memiliki kekuatan untuk  memanipulasi variabel. Ketelitian kontrol menjadi ciri dalam penelitian eksperimental yang baik diterapkan dalam bidang pendidikan, namun. Kontrol yang paling mudah dicapai dengan penelitian pada manusia hanya dalam pengaturan ketat dan buatan (manipulasi).
ü  Ketersediaan waktu yang cukup dalam memberikan intervensi.
ü  Kelas eksperimen dan kelas kontrol berada dalam kondisi yang sama.
KETERBATASAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL
Namun dalam implementasi ditemukan berbagai kekurangan dalam desain eksperimen, sebagai berikut:
ü  Terjadinya  kompleksitas dalam mengontrol lingkungan penelitian,
ü  Faktor luar dapat memberikan intervensi yang mempengaruhi hasil penelitian,
ü  Interaksi yang terjadi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
ü  cenderung dilakukan selama periode waktu yang lebih singkat
ü  berantakan, sulit untuk mengontrol implementasi
ü  lingkungan kelompok eksperimen dan kontrol yang berbeda
             
Perencanaan Penelitian Eksperimental

                       1. mendefinisikan masalah penelitian,
            2.  pencarian literatur (melakukan kajian pustaka)
            3. perumusan hipotesis penelitian.
            4.  Selanjutnya, peneliti memilih  subjek dari populasi didefinisikan dan, tergantung pada desain khusus yang digunakan, biasanya memberikan subyek untuk kelompok yang berbeda.
            5.  menyusun desain penelitian, yang meliputi: instrumen penelitian, varabel   penelitian,          langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data,  Menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
                        - kelompok  eksperimen            : threatment (perlakuan) dan intervensi
                        - kelompok kontrol                    : tidak diberikan perlakuan dan intervensi dan                                          berfungsi sebagai kelas pembanding.     
            6.  uji coba instrumen dan langkah-langkah kegiatan eksperimen.
            7.  melaksanakan eksperimen sesungguhnya
            8. mengunpulkan, mengelompokkan, dan mendeskripsikan data
            9. analisis data
            10. membuat kesimpulan dan implikasi dan saran
            11. menyusun laporan penelitian eksperimen.
 
Pertimbangan Penting lainnya  Dalam merancang sebuah eksperimen untuk memastikan bahwa perlakuan atau Intervensi telah terjadi seperti yang direncanakan, yang disebut kesetiaan Intervensi. Untuk menentukan apakah intervensi dilaksanakan seperti yang dirancang, lima kriteria yang dapat digunakan (O `Donnell, 2008):
1. Kepatuhan: apakah setiap Komponen intervensi disampaikan seperti yang dirancang
2. Durasi: apakah intervensi itu diimplementasikan dengan cukup panjang dan jumlah sesi
3. Kualitas pengiriman: apakah teknik, proses, dan prosedur seperti yang diresepkan disampaikan.
4. Tanggap Peserta: apakah para peserta yang terlibat dalam dan terlibat dengan kegiatan program dan konten.
5. Diferensiasi program: apakah fitur yang thistinguish intervensi dari program lain yang hadir.
VALIDITAS EKSPERIMEN.
Terdapat empat jenis validitas desain dalam penelitian kauntitatif:
  1. Validitas kesimpulan statistik. Validitas ini menunjukkan proses penggunaan yang sesuai atas tes statistik untuk menentukan hubungan yang sesungguhnya.
ü  Ancaman terhadap validitas kesimpulan statistk:
        Desain  yang  dibentuk tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk memberikan intervensi untuk mendeteksi perbedaan
        Ketidaksinambungan langkah-langkah, adanya kesalahan pengukuran membuat sulit untuk mendapatkan perbedaan yang signifikan
        melanggar asumsi dari uji statistik
             
2. Validitas internal, merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan karena penyimpulan sebab akibat merupakan fokus dari penelitian eksperimental. Ancaman terhadap validitas internal penelitian kuantitatif meliputi sejarah, seleksi, regresi statistik, instrumentasi, pretesting, mortalitas, maturasi, difusi intervensi, efek eksperimen, replikasi, intervensi, dan efek subjek.
. Ancaman terhadap validitas internal penelitian kuantitatif meliputi sejarah, seleksi, regresi statistik, instrumentasi, pretesting, mortalitas, maturasi, difusi intervensi, efek eksperimen, replikasi, intervensi, dan efek subjek.
3. Validitas konstruk, merujuk pada kesimpulan yang dibuat dari ukuran alamiah dan intervensi yang digunakan pada konsep tersebut.
Ancaman terhadap validitas konsep yaitu:
 Penjelasan yang tidak cukup memadahi mengenai konsep itu sendiri pada saat awal.
Adanya bias akibat dari penyimpulan yang terbatas karena penyimpulan tersebut didapat dari satu sisi pengerjaan.
Adanya bias akibat dari metode yang hanya dilakukan satu sisi
4. Validitas eksternal, merujuk pada bagaimana hasil sebuah penelitian tersebut dapat digunakan secara lebih umum.
            Hal yang harus diperhatikan keika melakukan perencanaan desain penelitian atau melakukan evaluasi terhadap temuan-temuan yang didapat, yaitu:
             a. Populasi, yang harus diperhatikan adalah subyek penelitian itu mempunyai karakteristik tertentu sehingga ketika akan menerapkan hasil dari penelitian itu harus juga diperhatikan karakter yang hampir sama dengan subyek penelitian.
             b. Ekologis, yang harus diperhatikan dalam ekologis adalah kondisi pada waktu melakukan penelitian itu seperti faktor-faktor alamiah dari variabel-variabel  yang digunakan, lingkungan fisik, dan waktu yang dibutuhkan.
Mc Millan dan scumacher (2001) menjelaskan mengapa desain ini dikatakan pre eksperimental, hal ini dikarenankan terdapat beberapa karakteristik eksperimental yang belum terpenuhi sperti tidak adanya kelas kontrol dan sampel tidak diambil secara random.,
  1. Single-group posttest-only design
            Dalam desain ini, peneliti memberikan perlakuan dan kemudian mengukur  variabel dependen, seperti yang digambarkan dalam diagram berikut, dimana A adalah grup yang diintervensi. kelompok, X adalah intervensi, dan 0 adalah posttest.




Single-group posttest-only design
Group                      intervention                    posttest
A                                      X                                    O


                                      Time





b. Single-Group Pretest-posttest design
desain ini memilki perbedaan yakni penambahan pengamatan yang terjadi sebelum kondisi perlakuan berpengalaman (pretest).Pada desain ini, satu kelompok mata pelajaran diberi pretest (0), maka perlakuan (X), dan kemudian posttest (0). Pretest dan posttest itu adalah sama, hanya diberikan pada waktu yang berbeda. Hasil yang diperiksa adalah perubahan dari pretest ke posttest  (Desain ini dipopulerkan sebagai desain pretesr-posrtesr.) Meskipun peneliti bisa setidaknya mendapatkan ukuran perubahan dengan desain ini, masih banyak hipotesis saingan yang masuk akal yang berlaku.

Single-group posttest-only design
Group          Pretest          intervention          posttest
A                       O                   X                                                          O                       

                                    
                              Time

c. Nonequivalent Group Posttest-only design
¢  Desain ini mirip dengan kelompok single-posttest-only desain. Perbedaannya adalah bahwa dalam kelompok nonequivalent posttest-only desain, kelompok yang tidak menerima intervensi atau intervensi yang berbeda ditambahkan ke grup tunggal-posttest-only desain. Desain dengan kelompok kontrol digambarkan di bawah ini.

Nonequivalent Group Posttest-only design
Group        intervention          posttest
A                       X                        O
   B                                                O

                                 Time

Bagian ini menyajikan dua desain yang telah disebut desain percobaan acak. Keduanya mencakup prosedur untuk mengesampingkan perbedaan kelompok melalui pengacakan subjek untuk kelompok. Desain ini mewakili apa yang sekarang dianggap sebagai standar emas untuk penelitian dan evaluasi pendidikan.
Randomized pretest-posttest control group design
Para acak pretest-postteat kelompok kontrol desain adalah perpanjangan dari kelompok tunggal pretest-posttest-desain dalam dua cara: Kelompok kedua ditambahkan, yang disebut kelompok kontrol, dan subyek makan ditugaskan secara acak pada setiap kelompok. Desain ini diwakili bawah. Grup A adalah kelompok eksperimen, dan R merupakan pengacakan subyek.






Randomized pretest-posttest control group design
Random
Assignment          Group              Pretest              Intervention               Posttest
                                   A                      O                           X                              O
    R
                                    B                      O                                                           O                    
                                                      Time








             










     Randomized posttest-only control and comparison group designs
                  Tujuan dari tugas acak, seperti ditunjukkan sebelumnya, adalah untuk menyamakan kelompok eksperimen dan kontrol sebelum memperkenalkan intervensi. Pretest dan dalam situasi di mana pretest mungkin memiliki efek pada intervensi.

Randomized posttest-only control and comparison group designs
Randomized
Assignment       groups      Intervention      posttest
  
        R                  A                        X                      O
                             B                                                O
                                               
                                                      Time                

Randomized Pretest-Posttest Comparison Group design
Dalam desain kontrol digambarkan kelompok, tidak ada intervensi sama sekali untuk kelompok kontrol Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, itu lebih umum dan biasanya lebih diinginkan untuk memiliki perbandingan daripada kelompok kontrol. Sebuah desain menggunakan variasi perbandingan dua atau lebih banyak dari variabel indepedent dan dapat menggunakan dua atau lebih kelompok. Anggaplah, misalnya, bahwa seorang guru ingin untuk membandingkan tiga metode mengajar ejaan. Guru secara acak memberikan setiap siswa di kelas untuk salah satu dari tiga kelompok, mengelola pretest, mencoba metode yang berbeda, dan memberikan postest.

Randomized posttest-only comparison group designs
Randomized
Assignment       groups      Intervention      posttest
  
        R                  A                        X1                   O
                             B                        X2                   O          
                             C                        X3                   O

                                               

SINGLE FACTOR QUASI-EXERIMENTAL DESIGNS
  1. Desain Eksperimen ini juga disebut eksperimen semu. Tujuannya adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya.
        Meskipun ada banyak desain kuasi-eksperimental (Cook & Camp bel, 1979;. Shadish, Cook, & Campbell 2002), kita akan membahas hanya yang paling umum.
  1. Non equivalent groups pretest-postest control or  comparison group design.
ü  Desain ini sangat umum dan berguna dalam dunia pendidikan, karena terkadang karena berbagai faktor kita mengalami kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol.
ü  Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (Random).

Non equivalent groups pretest-postest control or  comparison group design
  
Group                pretest              Intervention               Posttest
  A                          O                             X                              O
  B                          O                                                              O
                                                    Time

ü 











 Peneliti menggunakan kelas yang telah ada, kondisi kelas homogen.
Beberapa kondisi harus dipenuhi dalam menggunakan desain ini. Pertama, pengamatan harus dilakukan pada interval waktu yang sama dan dilakukan dengan prosedur yang sama dalam rangka untuk mengurangi ancaman instrumentasi. Kedua, intervensi harus diperkenelkan terlebih dahulu, Ketiga, harus ada beberapa bukti bahwa subjek yang terlibat dalam masing-masing pengamatan adalah sama (yaitu, memiliki gesekan rendah). Sebuah variasi dari menggunakan subjek yang sama untuk setiap pengukuran adalah dengan menggunakan kelompok-kelompok yang berbeda tapi sangat mirip. Keempat, tidak boleh ada perubahan apapun yang mempengaruhi subjek terjadi di sekitar waktu yang sama seperti intervensi.
Beberapa hasil yang mungkin untuk penelitian ditunjukkan pada Gambar 11.3. Jika Hasil A tercapai, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurikulum memiliki efek positif pada prestasi. Hasil B menunjukkan peningkatan yang stabil dari skor, sehingga sulit untuk menafsirkan efek dari kurikulum dan Hasil C mengindikasikan perubahan sedikit di atas rentang waktu. Dalam menafsirkan hasil ini, bagaimanapun, peneliti harus mencari penjelasan alternatif. Jika ada kebetulan perubahan dalam populasi siswa, seperti migrasi dari kota ke pinggiran kota sekolah, maka pengamatan akan diharapkan untuk berubah. Instrumen pengujian akan perlu sama (misalnya, seharusnya tidak ada perubahan pada kelompok yang membentuk). ( tabel 11.3)
Faktorial experimental desain merupakan modifikasi dari desain eksperimental murni,  digunakan untuk dua tujuan utama: (1) untuk melihat apakah efek dari intervensi yang konsisten di seluruh karakteristik subjek (misalnya, usia, bakat, atau gender) dan (2) untuk menguji pengaruh yang  variabel independen yang diterapkan bersama-sama (ini disebut interaksi).
Contoh: (figure 11.4) Sistem ini digunakan notasi dengan desain faktorial memberitahu Anda berapa banyak variabe independen dimasukkan dan jumlah tingkat dari setiap variabel independen. Jika penelitian termasuk variabel ketiga, juga dengan dua tingkat, itu akan descrtboj sebagai desain 2 x 3  Tujuannya adalah untuk mempelajari pengaruh dari setiap variabel independen secara terpisah.
SINGLE SUBJECT DESIGNS
                  Eksperimen sub jek-tunggal adalah suatu eksperimen di mana subjek atau partisipannya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau  lebih. Hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Prinsip dasar eksperimen subjek tunggal dalah meneliti individu dalam dua kondisi, yaitu tanpa perlakuan dan dengan perlakuan. Pengaruh terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut, Penelitian ini sangat berguna bagi
                  guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap individual peserta didik. Misalnya, dalam melakukan penelitian bimbingan dan
                  konse1ing atau dalam melakukan rehabilitasi dan terapi fisik yang perlakuannya hanya diberikan pada satu individu. Desain  single-subjek umumnya menggunakan pengukuran yang berulang dan
                  hanya mengimplementasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat mengubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal yang disebut baseline
Karakteristik yang paling penting dari desain subjek tunggal dapat diringkas sebagai berikut:
1. single subjek design memilki pengukuran yang reliabel, biasanya melibatkan banyak pengamatan perilaku sebagai teknik untuk mengumpulkan data. Adalah penting bahwa kondisi pengamatan, seperti waktu dan lokasi, dibakukan, bahwa pengamat harus terlatih dan diperiksa untuk keandalan and.biaa, dan bahwa perilaku yang diamati didefinisikan secara operasional. Konsistensi ir pengukuran sangat penting sebagai studi bergerak dari satu kondisi ke yang lain. Karena pengukuran yang akurat sangat penting untuk subjek tunggal desain, peneliti biasanya laporan semua aspek pengumpulan data sehingga ancaman terhadap validitas dapat cukup dikesampingkan.
2. Pengukuran berulang Karakteristik yang berbeda dari single-subjek desain adalah bahwa satu aspek perilaku diukur berkali-kali, dengan cara yang sama, selama penelitian. Ini sangat berbeda dari pengukuran di-banyak studi kelompok, di mana ada ukuran tunggal sebelum atau setelah intervensi. Kontrol pengukuran diulang untuk variasi normal yang diharapkan dalam interval waktu yang singkat dan memberikan deskripsi, yang jelas perilaku yang dapat diandalkan.
3. Deskripsi kondisi Deskripsi, tepat rinci tentang semua kondisi di mana perilaku yang diamati harus disediakan. Deskripsi ini memungkinkan aplikasi studi untuk orang lain dalam rangka memperkuat kedua validitas eksternal internaland.
4. Baseline dan intervensi kondisi; durasi dan stabilitas Prosedur biasa adalah untuk setiap kondisi untuk terakhir tentang jangka waktu yang sama dan mengandung sekitar jumlah yang sama observarions. Jika salah satu panjang waktu atau jumlah observasi bervariasi, maka waktu dan jumlah pengamatan menjadi variabel pengganggu yang menyulitkan interpretasi hasil dan melemahkan validitas internal. Hal ini juga penting bahwa perilaku diamati cukup lama br di ent establishn dari pola yang stabil. Jika ada variasi dalam perilaku, maka akan sulit untuk deterniine apakah perubahan yang diamati adalah karena variasi alami atau intervensi. Selama tahap pertama tunggal-subjek penelitian, perilaku target diamati di bawah kondisi alami sampai stabilitas tercapai. Periode waktu ini disebut baseline. Para nhase intervensi terjadi dengan perubahan kondisi oleh peneliti dan juga harus cukup panjang untuk mencapai stabilitas.
5. Single-variabel aturan Hal ini penting untuk mengubah hanya satu variabel selama fase intervensi tunggal-subjek penelitian, dan variabel yang diubah harus dijelaskan dengan tepat. Jika dua atau lebih variabel yang berubah secara bersamaan, peneliti tidak dapat memastikan mana perubahan atau perubahan yang disebabkan hasil.
  1. A-B Design
Desain AB adalah desain tunggal-subjek yang paling sederhana dan paling ditafsirkan. Prosedur dalam menggunakan itu adalah untuk mengamati perilaku sasaran terjadi sampai pada tingkat, konsisten stabil. Kondisi ini adalah awal, atau kondisi A. Intervensi ini kemudian diperkenalkan ke lingkungan di mana data dasar telah dikumpulkan, dan kondisi yang berlabel B. (tabel A-B)
Interpretasi dari hasil ini didasarkan pada premis bahwa jika tidak ada intervensi diperkenalkan, perilaku akan terus seperti yang tercatat dalam baseline. Jika perilaku tidak berubah selama kondisi intervensi, mungkin disebabkan oleh intervensi diperkenalkan oleh peneliti. Lain-faktor, bagaimanapun, seperti pengujian dan sejarah, sering tidak dapat dikesampingkan atau cukup dalam desain ini, sehingga relatif lemah dalam validitas internal.
2. A-B-A Design
desain yang lebih umum di satu subyek penelitian adalah desain ABA, juga disebut pembalikan, penghapusan, atau desain penarikan, di mana periode dasar kedua adalah ditambahkan setelah periode intervensi. Dalam desain ini, yang diwakili di bawah ini, peneliti menetapkan baseline (A), memperkenalkan intervensi (B), dan kemudian menghapus intervensi , damembangunn kondisi awal kembali(A). (ada tabel)
                  Desain ini memungkinkan, inferensi kausal yang kuat jika pola perubahan perilaku selama fase intervensi dan kemudian kembali ke pola yang sama tentang seperti yang diamati pada awal pertama setelah intervensi dihapus. Sebagai contoh hipotetis, misalkan seorang guru yang tertarik untuk mencoba teknik penguatan baru dengan subjek adalah siswa bernama alfian, seorang anak kelas lima, dengan harapan bahwa teknik baru akan meningkatkan waktu alfian menghabiskan benar-benar terlibat dalam penelitian (misalnya, waktu pada tugas). Guru pertama mencatat jumlah rata-rata waktu pada tugas untuk setiap hari sampai alfian berada dalam pola dan kondisi stabil.Kemudian guru memperkenalkan teknik penguatan sebagai intervensi dan terus mengamati waktu pada saat pemberian tugas. Setelah panjang waktu tertentu, guru berhenti menggunakan teknik penguatan untuk melihat hasil tugas  dan kembali perilaku untuk kondisi baseline.
3. Multiple-baseline Design
                  Desain ini menggunakan dua atau lebih individu dan memegang perilaku dan situasi konstan. Setelah awal yang stabil telah diamati untuk satu subjek, intervensi diperkenalkan untuk diberikan. Setelah interval yang diberikan, subjek kedua menerima intervensi, dan sebagainya. Desain ini efektif selama sebagai subyek
terlibat-tak terpengaruh oleh satu sama lain karena salah satu dari mereka telah menerima intervensi (misalnya, dengan siswa di kelas yang sama atau dengan saudara kandung). Sebuah penggunaan yang baik dari jenis desain akan memiliki seorang guru menerapkan prosedur intervensi yang sama dengan siswa secara individual dalam empat kelas yang berbeda.
STANDARD OF ADEQUASI
Dalam menilai kecukupan dari desain yang telah disajikan dalam bab ini, peneliti harus focus
memilki perhatian yang focus pada kriteria kunci. Kriteria ini tercantum di sini dalam bentuk pertanyaan yang harus dipenuhi untuk setiap jenis desain.
Randomized Experimental Designs
1. Apakah desain penelitian yang diuraikan secara cukup rinci untuk memungkinkan replikasi dari penelitian ini?
2. Apakah itu jelas bagaimana statistik kesetaraan dari kelompok itu tercapai? Apakah ada deskripsi lengkap tentang cara tertentu di mana subjek secara acak ditugaskan untuk kelompok!
3. Apakah desain eksperimental yang benar sesuai untuk masalah penelitian?
4. Apakah ada manipulasi variabel independen?
5. Apakah ada kontrol yang maksimum terhadap variabel asing dan kesalahan pengukuran?
6. Apakah kondisi intervensi cukup berbeda dari kondisi perbandingan untuk efek differettial pada variabel dependen yang diharapkan?
7. Apakah potensi ancaman terhadap validitas internal cukup mengesampingkan atau dicatat dan dibahas!
8. Apakah simeirame penelitian dijelaskan?
9. Apakah desain menghindari terlalu artifisial atau dibatasi untuk validitas eksternal yang memadai?
10. Apakah, keseimbangan appiopriate dicapai antara variabel kontrol ar, d kondisi alam
11. Apakah tes yang sesuai statistik inferensial digunakan?
Quasi Experimental Designs
1. Apakah desain penelitian sudah cukup terperinci diterapkan untuk memungkinkan replikasi dari penelitian ini!
2. apakah memungkinkan untuk melakukan desain eksperimen murni??
3. Apakah itu jelas bagaimana variabel asing yang dikendalikan atau dikesampingkan sebagai hipotesis saingan yang masuk akal?
4. Apakah semua potensi ancaman terhadap validitas inrernal diatasi?
5. Apakah penjelasan mengesampingkan hipotesis saingan yang masuk akal yang wajar?
6. Apakah desain ini telah dilakukan dengan baik?
7. Apakah pendekatan desain eksperimen yang benar sedekat mungkin?
8. Apakah ada ba yang tepat! Ance antara kontrol untuk validitas internal dan validitas eksternal untuk?
9. Apakah setiap upaya yang dilakukan untuk menggunakan grup yang setara mungkin!
10. Jika desain waktu-seri yang digunakan, (a) Apakah pengamatan yang digunakan  memadai untuk menjadi pola yang tepat untuk mencapai hasail yang diinginkan ?
 (B) Apakah intervensi diperkenalkan jelas pada satu titik waktu? (C) Apakah pengukuran variabel dependen konsisten? (D) Apakah itu jelas, jika kelompok pembanding yang digunakan, bagaimana setara kelompok?
Single-Subjek Design
I. Apakah ukuran sampel satu atau hanya beberapa?
2. Apakah desain single-subjek yang paling tepat, atau akan desain kelompok telah lebih baik?
3. Apakah pengamatan kondisi telah sesuai standar?
4. Apakah perilaku yang diamati telah didefinisikan secara operasional?
5. Apakah pengukuran telah  sangat reliabel?
6. Apakah tindakan berulang yang cukup telah dibuat?
7. Apakah kondisi di mana penelitian dilakukan sepenuhnya dijelaskan!
8. Apakah kondisi baseline stabil sebelum perlakuan diperkenalkan?
9. Apakah ada perbedaan antara panjang waktu atau jumlah observasi antara baseline dan kondisi Intervensi?
10. Apakah hanya satu variabel berubah selama kondisi intervensi?
11. Apakah ancaman terhadap validitas internal dan eksternal ditujukan?
CHAPTER SUMMARY (KESIMPULAN )
  1. Penelitian Eksperimental  melibatkan memanipulasi variabel experinental untuk Menyelidiki  hubungan  sebab akibat.
  2. Penelitian eksperimental classic ditandai dengan asignment acak dari subyek untuk kelompok intervensi dan kontrol, manipulasi variabel independen, dan control ketat variabel asing.
  3. Kontrol yang ketat variabel asing  dan  hasil  penelitian dapat digeneralisasi
  4. Perencanaan penelitian eksperimental melibatkan penciptaan kelompok eksperimental dan kelompok perbandingan, memanipulasi faktor kelompok untuk menerima intervensi,
  5. Elemen kunci dalam menafsirkan studi eksperimental untuk menyingkirkan saingan hipotesis yang masuk akal.
  6. Pra-eksperimental  memilki desain kontrol untuk meminimalisasi ancaman untuk validitas internal.
  7.  Desain eksperimental acak mengendalikan ancaman terhadap validitas internal, tetapi beberapa ancaman, seperti history lokal dan difusi intervensi, mungkin masih merupakan hipotesis saingan yang masuk akal.
  8.  Desain quasi-eksperimental sering digunakan karena kesulitan dalam melakukan percobaan acak.
  9.  Desain faktorial mempelajari efek dari dua atau lebih variabel independen.
  10. Time-series design, di mana banyak pengamatan dilakukan sebelum dan setelah intervensi, yang terutama berguna dalam kasus di mana pengujian berkala adalah bagian alami dari lingkungan.
  11. single-subjek design menyediakan teknik untuk membuat kesimpulan kausal yang kuat tentang efek intervensi pada individu tunggal atau kelompok.


1 komentar: